📍campus 🏢.

“Nath, thank you yaa.” Ucap Laura sembari melangkahkan kakinya keluar mobil.

“Nanti kalo udah selesai langsung call aja ya Lau.” Ujar Nathan

“Iya gampangg!!”

Laura hendak menutup pintu mobil penumpang karena waktu sudah menunjukan pukul 14.51, ia ngeri juga kalau sang kahim, Bara, menegur dirinya. Tetapi aksi itu tertahan, karena Nathan memmanggil.

“Laura.” Panggil Nathan

“Ya?”

Hening sejenak, Laura yang menunggu kalimat Nathan lantas menaikan kedua alisnya

“Semangat rapatnya.” Ujar Nathan akhirnya sembari mengeluarkan senyum tipisnya.

Laura yang mendengar itu hanya mengangguk dan tersenyum sebagai respon, lalu ia menutup pintu mobil dan segera berlari kecil ke ruang sekretariat himpunan.


Laura terlihat sudah menuju gedung fisip dua, Nathan berniat untuk menunggunya di cafe di depan kampus mereka, tetapi saat memindahkan gigi ia melihat dompet silver milik Laura tertinggal, Nathan sempat berpikir, kembalikan atau tidak usah, namun akhirnya ia berinisiatif mengantarkan dompet itu ke sang pemilik, siapa tau perlu, pikirnya.

“Anjir sekre hima dimana lagi, mana Laura udah jalan.” Gerundung Nathan sembari membuka pintu pengemudi.

*DUG

“AW!” Teriak seorang perempuan terhantam dan terjatuh saat Nathan membuka pintu mobil.

“Shit!.” Nathan dengan cepat keluar dari mobil untuk membantunya

“Duh! Lo gimana si, makanya liat-liat dong-, eh? Nathan?”

“Kak Freya? sini gua bantu berdiri.”

Nathan membantu Freya berdiri, ia memang bersalah kali ini.