“A-aduh anjing hampir keselimpet.” ucap Metta yang baru sampai di rumahnya dan turun dari mobil Laura dengan terhuyung-huyung, maklum, ia meminum sedikit alkohol tadi.

“Hati-hati Met elah, lo kalo jatoh nyium aspal awas aja, gue males turun.” ancam Laura

“Iya ihh, sabar dong, mentang-mentang mau ketemu pacar baru.”

“HEH, BELOM.”

“Hahahaha muka lo merah, lo suka ya sama Nathan?”

Laura terdiam, ia juga ikut memikirkannya, apakah dirinya menyukai adik tingkatnya itu?

“Jawab dongg, cape nih gue senderan di pintu mobil lo.” Ucap Metta dengan mata yang sudah sedikit-sedikit tertutup, sungguh ia benar-benar mabuk sekarang.

“Ah, udah sana masuk, lo mulai ngelantur, gue duluan ya Met.”

Metta cemberut dan menutup pintu penumpang dengan terpaksa, lalu mobil dengan plat nomot B 17 LAU itu melaju pergi.

Metta sangat penasaran dengan hubungan teman dekatnya itu dengan Nathan, pasalnya akhir-akhir ini mereka semakin sering berinteraksi, ketika geng mereka menyebut nama Nathan saat sedang menongkrong bersama, Metta melihat ke Laura yang langsung tersenyum ketika nama adik tingkatnya itu disebut.